Wednesday, April 29, 2009

PESAN TERAKHIR RASULULLAH SAWW (2)

Petikan Pesan Nabi Saww sbb:

Dengan Nama Allah Yang MahaPengasih lagi Maha Penyayang

Segala Puji bagi Allah yang tinggi dalam keesaan-Nya dekat dalam ketunggalan-Nya perkasa dalam kekuatan-Nya; agung dalam keberadaan pembantu-pembantu utama-Nya Maha Tahu akan segala sesuatu, sementara Dia tetap ditempat-Nya; menundukkan seluruh makhluk dengan kekuasaan-Nya dan (kekuatan) bukti-bukti-Nya.

Kini akan aku sampaikan (kepada kalian) apa yang Tuhan wahyukan kepadaku, sebab bila tidak kulakukan itu, niscaya azab-Nya akan mengenaiku, sedemikian sehingga tiada siapa pun yang akan dapat menolak-Nya dariku, (sebesar apapun kekuatannya). Tiada Tuhan melainkan Dia. Dia telah memberitahuku, apabila tidak kusampaikan apa yang diturunkan-Nya kepadaku, itu berarti sama dengan aku tidak menyampaikan seluruh risalah (pesan)-Nya; dan Dia jugatelah menjamin untuk memeliharaku (dari upaya orang-orang yang menentang). Bagiku cukuplah Allah Yang Maha Pemurah sebagai penjamin. Firman-Nya untukku:

Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang

"Wahai Rasul (Muhammad), sampaikan apa yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu. Apabila tidak kau lakukan itu, berarti sama dengan engkau tidak menyampaikan seluruh risalah (pesan)-Nya, dan Allah (akan) memeliharamu dari (gangguan) manuaia-manusia lain. "(5:67)

Wahai umat manusia! aku tidak pernah salah, alpa atau lalai dalam menyampaikan segala sesuatu yang diturunkan Allah kepadaku. Kini aku jelaskan kepada anda semua sebab turunnya ayat ini: Malaikat Jibril (as) turun menjumpaiku sebanyak tiga kali, memerintah aku — berdasarkan perintah Tuhanku — untuk berdiri ditempat keramaian ini dan menyatakan kepada (bangsa) putih dan hitam bahwa Ali bin Abi Thalib (as) adalah saudaraku, Washi-ku (penerima wasiatku) penggantiku dan imam setelahku, yang kedudukannya di sisiku sama dengan kedudukan Harun di sisi Musa, hanya saja tiada nabi selepasku. Dia adalah wali (pemimpin) kamu setelah Allah dan Rasul-Nya. Allah (SWT)

(Pada mulanya) Aku memohon kepada Malaikat Jibril agar dia memintakan kepada Allah untuk membebaskan aku dari menyampaikan perintah ini kepada kamu, karena aku tahu betapa sedikitnya orang-orang yang bertakwa, dan betapa banyaknya orang yang munafik, penebar fitnah dan mengolok-olok agama Islam sebagaimana yang disifatkan oleh Allah karakter-karakter mereka dalam Al-Qur'an,

Seandainya aku mau sebutkan nama-nama mereka niscya akan kusebutkan, atau seandainya aku mau tunjuk wajah-wajah mereka niscaya akan kutunjukan.

Namun —demi Allah— aku telah dan terus akan bersikap sangat bersahabat dan dewasa terhadap mereka.

Ketahuilah —wahai umat manusia sesungguhnya Allah telah menetapkannya (Ali) sebagai wali, pemimpin dan imam bagi kalian. Mematuhinya adalah wajib, baik bagi kalangan Muhajirin, Anshar, generasi-generasi yang baik yang datang setelahnya, orang-orang desa, kota, 'Ajam (Non Arab), Arab, orang yang merdeka, hamba sahaya, kecil, besar, putih, hitam, dan bagi setiap orang yang menyatakan tauhid kepada Allah (S WT).

Keputusan hukum yang diambilnya (Ali) adalah sah. Kata-katanya wajib didengar dan perintahnya wajib dipatuhi. Orang yang menentangnya akan terkutuk, yang mengikutinya akan memperoleh rahmat, dan yang mempercayainya adalah orang beriman. Allah telah mengampuni orang yang mendengarnya dan yang mematuhinya.

Wahai umat manusia ini adalah kali terakhir aku berdiri di tempat keramaian ini. Dengarlah, patuhilah dan ikutilah perintah Tuhan kamu, karena Allah 'Azza wa Jalla adalah Tuan, Pelindung, dan Tuhan kamu. Berikutnya adalah Muhammad (saw), yang sekarang tengah berdiri dan berbicara dihadapan kamu sebagai wall dan pemimpin kamu. Setelah aku, Ali adalah Wali dan imam kamu berdasarkan perintah Tuhanmu. Kemudian imamah dan kepemimpinan (berikutnya) ada pada zuriat keturunanku dari putra-putranya sehinggalah tiba suatu hari dimana kamu akan berjumpa dengan Allah dan Rasul-Nya.

Sungguh tiada suatu yang halal melainkan apa yang dihalalkan oleh Allah, dan tiada yang haram melainkan apa yang diharamkan oleh-Nya. Dialah yang telah mengajariku mana yang halal dan mana yang haram. Kemudian aku mengajarkannya kepada Ali apa yang diajarkan oleh Tuhanku padaku dari kitab-Nya dan hukum halal dan haram-Nya.

Wahai umat manusia! seluruh ilmu yang diajarkan-Nya kepadaku adalah ilmu-ilmu yang rinci. Dan dari setiap ilmu yang kuketahui itu, telah kuajarkan pula secara rinci pada imam orang-orang yang bertakwa ini, Sungguh tiada ilmu melainkan telah aku sampaikan kepada Ali, sang Imam yang agung.

Wahai umat manusia! Utamakanlah dia, karena Allah telah mengutamakannya.
Terimalah dia, karena Allah yang telah mengangkatnya.

Wahai umat manusia! Dialah Imam yang ditunjuk oleh Allah. Allah tidak akan mengampuni orang-orang yang ingkar terhadap wilayah dan kepemimpinannya, dan tidak akan pernah memaafkannya sekali-kali. Sungguh, Allah telah memastikan diri-Nya untuk melakukan itu bag! mereka yang menentang perintah-Nya dalam perkara ini, dan akan menimpakan kepadanya azab yang pedih, maha dahsyat dan selama-lamanya. Awas! jangan kalian mengingkarinya karena itu akan menghantar kalian ke dalam api neraka, yang bara apinya terdiri dari manusia dan batu-batuan yang telah disiapkan bag! orang-orang kaflr.

Barangsiapa ragu-ragu tentang itu, maka dia adalah orang kafir sekafirnya orang jahiliyah terdahulu. Barangsiapa meragukan sebagian ucapanku, itu berarti meragukan keseluruhannya. Orang yang ragu-ragu seperti itu baginya adalah api neraka.

"Barangsiapa memusuhi Ali dan tidak mewila 'nya (menjadikannya sebagai wali) niscaya dia akan memperoleh laknat-Ku dan murka-Ku ".

Wahai umat manusia! Tadabburlah (renungkanlah) kitab suci Al-Quran, pahamilah ayat-ayatnya, perhatikanlah ayat-ayat muhkamatnya, dan jangan kalian ikuti (secara lahiriah) makna ayat-ayat Mutasyabihat-nya. Demi Allah, tidak ada yang bisa menjelaskan batas-batasnya atau menerangkan tafsirnya kepada kalian melainkan orang yang kupegang tangannya ini; yang kunaikkan dia ke sisiku ini dan yang kuangkat lengannya ini. Kini aku umumkan kepada kalian, barangsiapa menjadikan aku sebagai maula atau pemimpin, maka inilah Ali sebagai maula dan pemimpinnya. Dia—Ali bin Abi Thalib— adalah saudaraku dan washiku. Perintah untuk mengangkatnya sebagai maula ini turun dari Allah 'Azza wa Jalla kepadaku.

Wahai umat manusia! Sungguh Ali dan putra-putraku yang suci adalah peninggalan-beratku yang besar . Masing-masing mereka akan memberitakan satu sama lain dan saling membenarkan. keduanya (Al-Qur-an dan keluarga Nabi) tidak akan pernah berpisah sehingga mereka menjumpaiku di telaga (syurga) kelak. Mereka para Imam ini adalah orang-orang kepercayaan Allah yang ada di antara makhluk-Nya dan para pemimpin bijaksana yang ada di bumi-Nya. Sungguh, telah kutunaikan (perintah ini); Sungguh telah kusampaikan; sungguh telah kuperdengarkan; sungguh telah kujelaskan.

Ketahuilah bahwa Allah 'Azza wa Jalla telah memfirmankannya dan aku telah mengucapkannya dari sisi-Nya. Ketahuilah, sungguh tidak ada orang yang disebut sebagai Amir al-Mukminin (Pemimpin orang-orang yang beriman) melainkan saudaraku ini. Siapapun pun tidak diperkenankan untuk menyandang gelar dan status ini melainkan dia semata-mata. (kemudian Nabi (saw) mengambil lengan Ali yang sejak tadi berdiri bersama Nabi di atas mimbar dan mengangkatnya tinggi-tinggi, sebegitu dekatnya sehingga kakinya sejajar persis dengan lutut Rasulullah (saw). Nabi kemudian berkata :

"Wahai umat manusia! ini adalah Ali, saudaraku dan Washi-ku, pemelihara ilmuku, Khilafahku bagi umatku dan wakilku dalam menafsirkan Kitab Allah 'Azza wa Jalla.
Wahai umat manusia! Sesungguhnya Allah telah menyempurnakan agama kalian ini dengan imamah Ali. Barangsiapa tidak mengikutinya atau tidak mengikuti pengganti-penggantinya —putra-putraku yang datang dari sulbinya yang tetap ada sampai hari kiamat dan hari perjumpaan dengan Allah (SWT), niscaya amal-amal baik mereka akan gugur dan mereka akan kekal dalam api neraka, tanpa keringanan dan tanpa harapan untuk bebas darinya

Wahai umat manusia! Telah mengalir dalam jiwaku ini cahaya dari sisi Allah. Kemudian (ia mengalir juga) ke dalam (tanah) Ali, dan berikutnya ke dalam zuriat keturunannya sehinggalah ke (Imam) al-Qoim al-Mahdi, yang akan mengembalikan hak Allah dan seluruh hak-hak kami ke tempatnya semula. Sebab Allah 'Azza wa Jalla telah menjadikan kamu sebagai hujjah dan bukti-Nya terhadap orang-orang yang ingkar, penentang, pembangkang, pengkhianat, pendosa dan penzalim dari seluruh makhlukjagatraya ini.

Wahai umat manusia! Akan datang setelahku para pemimpin yang menyeru kepada api neraka, dan mereka tidak akan memperoleh pembelaan kelak pada hari kiamat.

Wahai umat manusia! Sungguh Allah (SWT) dan aku tidak bertanggung jawab atas nasib mereka dan tidak akan sekali-kali melindungi mereka.

Wahai umat manusia! Sungguh mereka dan pembela-pembelanya serta para pengikutnya akan berada di tingkat terendah dari api neraka, sebuah tempat yang paling hina bagi orang-orang yang takabur (akan kebenaran). Sungguh merekalah Ashabus Shahifah*) Dengan demikian, hendaklah kalian melihat buku amalnya masing-masing meskipun yang benar-benar peduli terhadapnya hanya segelintir orang saja.

Wahai umat manusia! Sungguh, aku serahkan masalah imamah (umat ini) dan pewarisan (nya) dalam zuriat keturunanku sampai hari kiamat. Sungguh telah kusampaikan kepada kalian kewajiban yang diperintahkan kepadaku ini, menjadi hujjah atau bukti Tuhan bagi setiap orang, baik yang hadir ataupun yang gaib (tidak hadir), yang menyaksikan perhelatan ini ataupun yang tidak menyaksikannya, yang sudah lahir atau yang belum lahir. Hendaklah mereka yang hadir menyampaikan pesanku ini kepada yang tidak hadir, si ayah menyatnpaikannya kepada anaknya, demikian seterusnya sampai hari kiamat, meskipun—tidak lama berselang—sejumlah orang akan merampasnya dan menjadikannya sebagai dinasti kerajaan. Ketahuilah bahwa laknat Allah pasti ditimpakan kepada perampas itu. Di saat itu "Kami akan perhatikan sepenuhnya terhadap kamu wahai makhluk manusia dan jin..., di mana (akan) dilepaskan nyala api dan cairan tembaga (kepada kalian) sedemikian sehingga kamu tidak dapat menyelamatkan diri darinya"

Wahai umat manusia! Sungguh Allah 'Azza wa Jalla tidak akan membiarkan kamu berada dalam keadaan seperti ini sampai dia akan membedakan (untuk kamu) mana yang buruk (munafik) dari yang baik (mukmin) dan Allah sekali-kali tidak memperlihatkan kepada kamu hal-hal yang ghaib.

Wahai umat manusia! Aku adalah Shiratal Mustaqim (jalan lurus) yang kalian diperintahkan untuk mengikutinya. Setelahku adalah Ali, kemudian dilanjutkan oleh putra-putraku yang datang dari sulbinya. Mereka adalah para imam yang membimbing kepada kebenaran dan dengan kebenaran itulah mereka menjalankan keadilan.

(Kemudian Nabi membaca surah al-Fatihah sampai akhir, dan melanjutkan khutbahnya berikut.) Ayat-ayat ini diturunkan oleh Allah berkenaan denganku dan mereka (Ali dan putra-putranya). la meliputi seluruh mereka dan khusus untuk mereka. Merekalah kekasih-kekasih Allah yang tidak pernah merasa takut dan sedih. Sungguh, mereka yang berada dalam partai Allah lah yang menang. Dan sungguh, musuh-musuh Ali lah sebagai kelompok pendurhaka, munafik, licik, pelampau batas, dan saudara-saudara setan yang saling membisikkan perkataan yang indah-indah untuk menipu manusia.

Wahai umat manusia! Sungguh, aku adalah Nabi dan Ali adalah washi (penerima wasiat)-ku. Sungguh, penutup para imam adalah dari kami, (bergelar) al-Qoim al-Mahdi: yang akan menegakkan keadilan dan memperoleh petunjuk Allah (SWT).

Wahai umat manusia! setiap perkara halal yang kuajarkan kepada kalian, atau perkara haram yang kucegah kalian darinya, adalah sesuatu yang tidak mungkin kuubah atau kucabut. Karena itu hendaknya kalian mengingatnya, memeliharanya dan saling mengajarkannya. Jangan sekali-kali kalian mengubahnya atau menggantinya.


Wahai umat manusia! Jumlah kalian sedemikian banyaknya sehingga tidak mungkin kalian bisa mengulurkantangan bai'atnya kepadaku satu persatu. Namun demikian, Allah 'Azza wa Jalla telah memerintahkan aku untuk mengambil ikrar dari lisan kalian tentang pengangkatan Ali sebagai Amirul Mukminin, dan para imam dari keturunanku dan keturunannya yang datang setelahnya, seperti yang pernah kuberitahukan kepada kalian bahwa Zuriat keturunanku adalah berasal dari sulbinya (Ali). Katakan secara serentak: "Kami telah mendengar, akan patuh, rela dan ikut secara penuh atas apa yang telah engkau sampaikan dari Tuhan kami dan Tuhanmu berkaitan dengan kepemimpinan Ali dan kepemimpinan putra-putranya yang datang dari sulbinya. Untuk itu kami membai'atmu dengan hati, jiwa, lisan dan tangan kami. Berdasarkan itu pula kami hidup, mati dan dibangkitkan tanpa kami mengubah, mengganti, ragu mencabut janji atau membatalkan ikrar dan pernyataan kami. Kami mematuhi Allah dan mematuhi engkau (nabi, serta mematuhi Ali sebagai Amirul Mukminin). Demikian juga putra-putranya, para imam yang kau katakan berasal dari zuriat keturunanmu, yang datang dari sulbi Ali, Hasan dan Husain."

Tentang Hasan dan Husain ini, telah kukenalkan kepada kalian kedudukan mereka di sisiku, tempat mereka dihadapanku dan martabat mereka dihariban Tuhanku yang Maha Mulia dan Maha Agung. Semua itu telah kusampaikan kepada kalian.

Sungguh, mereka berdua adalah penghulu pemuda-pemuda syurga, imam-imam pasca ayahnya, Ali; dan aku adalah ayah mereka sebelum Ali menjadi ayahnya.

Katakan secara serentak:"Kami mematuhi perintah Allah, mematuhimu, Ali, Hasan dan Husain serta para imam setelahnya. Mereka adalah orang-orang yang kau ikat hati, jiwa dan lisan kami untuk berjanji setia, berikrar dan berbai'at lewat tangan Amirul Mukminin (Ali). Sebagian dari kami membai'atnya dengan tangannya dan sebagian yang lain dengan pernyataan lisannya.

Wahai umat manusia! Bertakwalah kalian kepada Allah. Berbai'atlah kalian kepada Ali Amirul Mukminin, kepada Hasan dan Husain serta para Imam (keturunannya). Mereka adalah kalimat Thayyibah yang masih sisa di atas muka bumi ini. Kelak Allah akan membinasakan orang-orang yang mengkhianati mereka, dan merahmati orang-orang yang setia kepada mereka. "Barangsiapa melanggar janji dan bai 'atnya, niscaya itu akan menimpa dirinya sendiri. "

Wahai umat manusia! Ucapkanlah apa yang telah kukatakan kepada kalian. Salamilah Ali selaku Amirul Mukminin. Katakanlah: "(Tuhan kami)! Kami telah dengar dan akan patuh (pada perintah-Mu).

Wahai umat manusia! barangsiapa patuh pada Allah, Rasul-Nya, Ali dan para Imam yang telah kusebutkan itu niscaya dia akan lulus dengan hasil yang amat sangat gemilang.

Wahai umat manusia! Mereka yang segera berangkat memberikan bai'at kepadanya dan menjadikannya sebagai walinya serta menerimanya sebagai Amirul Mukminin, mereka adalah orang-orang yang selamat, dan kelak akan berada di dalam syurga yang penuh nikmat.

Yaa Allah! Berikanlah ampunan-Mu kepada orang-orang mukmin, dan murka-Mu kepada orang-orang kafir. Dan segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam.

Kemudian khalayak menyahut seruan Nabi dan berkata:"Kami telah dengar dan akan patuh pada perintah Allah dan Rasul-Nya dengan sepenuh hati, lidah dan kekuatan kami."

Mereka kemudian berhimpit-himpitan mengelilingi Nabi dan Ali untuk bersalaman dan mengulurkan tangan bai'atnya kepada Rasulullah (SAW).

Abubakar, kemudian Umar, lalu Usman. Berikutnya adalah orang-orang Muhajirin, Anshar dan seterusnya sesuai dengan tingkatan martabat mereka sehinggalah tiba waktu Maghrib. Dan Umar mengatakan:

Alangkah bahagianya Anda (hani’an laka) wahai Ibnu Abî Thâlib, Anda menjadi maulâ setiap mu’min dan mu’minat!’ Dan di riwayat lain: ‘Beruntung Anda (bakhin bakhin laka) wahai Ibnu Abî Thâlib!’. Dan dalam riwayat lain: ‘Beruntung ya ‘Alî!(bakhin ya ‘Alî) engkau menjadi maulâ kaum mu’minîn dan mu’minât

Dan dengan riwayat lain oleh al-Hâkim al-Haskani dari Abû Sa’îd al-Khudrî, Syawâhid at-Tanzîl, jilid 1, hlm. 157-158; dari Abû Hurairah, ibid., jilid 1, hlm. 158; Ibnu Katsîr, Târîkh, jilid 5, hlm. 214. Akhirnya Rasûl Allâh bersabda:

Allâh sungguh Maha Besar dengan menyempurnakan agama-Nya dan mencukupkan nikmat-Nya serta meridai risalahku dan menetapkan wilayah bagi ‘Alî

Friday, April 24, 2009

PESAN TERAKHIR RASULULLAH SAWW (1)

Seandainya pesan Nabi ini terealisasi dan Imam yang ditunjuknya tidak diisolasi serta diberikan kesempatan untuk melaksanakan tugasnya, niscaya kemurnian agama Islam akan terpelihara, sunnah Nabi yang benar akan berlanjut dan berkesinambungan, ajaran-ajaran Al-Qur'an yang suci akan luas tersebarkan dan kader-kader Islam yang berkualitas akan terlahirkan sedemikian sehingga perjalanan sejarah Islam akan tetap berada pada relnya yang telah digariskan dan mereka yang menerima Islam secara terpaksa tidak duduk sebagai penguasa yang menentukan nasib umat Islam.

Seandainya Ali tidak dihalangi untuk memimpin umat ini sepeninggalan Nabi (saw), niscaya dia akan membawa mereka menuju kesempurnaan insaniah, sebagaimana yang disabdakan sendiri oleh Nabi:" Apabila kalian mengangkat Ali sebagai wali dan imam kalian, niscaya kalian akan mendapatkannya sebagai pemimpin yang senantiasa memberi dan memperoleh petunjuk, yang membawa kalian ke jalan yang lurus."

Secara historis, peristiwa al-Ghadir dan Khotbah Nabi di hadapan khalayak ramai kaum Muslimin ketika itu telah dilaporkan secara mutawatir oleh banyak kalangan, sedemikian hingga tidak ada laporan hadis yang lebih mutawatir ketimbang hadis ini. Tidak ada ruang untuk meragukan kesahihannya, sehingga seorang sarjana Muslimin Dhiyauddin Muqbili berkata:

"Apabila (kriteria kesahihan) hadis al-Ghadir ini tidak kita terima kebenarannya, niscaya tidak satupun dari hadis-hadis lain yang dapat kita terima''

Dari kalangan Ahli Sunnah ada ratusan sarjana dari berbagai disiplin yang meriwayatkan atau menulis secara spesifik tentang peristiwa al-Ghadir ini, mulai dari ahli sejarah, hadis, tafsir, kalam bahkan penyair-penyairnya. Paling tidak ada 26 karya ulama-ulama klasik yang secara khusus menulis tentang masalah ini. Antara lain:

1. Kitab al-Wilayah karya Muhammad bin Jarir at-Thabari (w.310 H), seorang ulama yang sangat terkenal dengan spesialisasinya dalam bidang sejarah dan tafsir. Mungkin beliau adalah sarjana Muslim pertama yang menulis secara spesifik tentang peristiwa al-Ghadir dalam sebuah bentuk buku . Peristiwa ini di rekam oleh Thabari berdasarkan laporan 75 jalur perawi . Al-Hinwi dalam kitabnya Mu'jam al-Udaba' (Ensiklopedia Sastrawan) (j. 18, him. 80) melaporkan bahwa Thabari juga memiliki karya lain yang senada dengan judul FadhailAli bin Abi Thalib (keutamaan-keutamaan Ali).

2. Al-Wilayah Fi Thuruq al-Ghadir, karya Ibnu 'Uqdah al-Hamdani (w. 333 H), yang melaporkan peristiwa al- Ghadir lewat 105 jalur perawi. (Kitab Tahzib an Nubuwwah, 3:337)

3. Thariq Hadits al-Ghadir, karya Abu Thalib Abdullah bin Ahmad bin Farid al-Anbari (w 356 H). (Kitab Najasyi hlm 161)

4. Karya Muahammad bin ' Amer bin Muhammad at-Tamimi al-Baghdadi atau lebih dikenal dengan sebutan al-Ju'abi (w. 355 H), yang melaporkannya dari 125 jalur riwayat. (kitab al-Ghadir, Amini 1:147-151)

Dr. Umar al-Farrukh dalam kitabnya Hakim al-Mu'ammarah.
Peristiwa al-Ghadir ini dilaporkan oleh 125 perawi. Kami akan daftarkan di sini sebagian nama pelapornya dari kalangan sahabat-sahabat Nabi terkemuka saja seperti berikut:

1. Abubakar bin Abi Qohafah
2. Umar bin al-Khattab
3. Utsman bin Affan
4. Thalhah bin Abdullah at-Tamimi
5. Zubair bin Awwam
6. Abbas bin Abdul Muthalib
7. Usamah bin Zaid bin Haritsah
8. Anas bin Malik
9. Jabir bin Abdullah al-Anshari
10. Sa'ad bin Abi Waqqash
11. Abdurrahman bin Auf
12. Hassan bin Tsabit
13. Sa'ad bin Ubadah
14. Abu Ayyub al-Anshari
15. Abdullah bin Mas'ud
16. Salman al-Farisi
17. Abudzar al-Ghiffari
18. Ammar bin Yasir !
19. Miqdad bin Aswad
20. Sumrah bin Jundub
21. Sahal bin Khunaif
22. Ubai bin Ka'ab
23. Amirul Mitkminin Ali bin Abi Thalib Dari kalangan wanita:
24. Asma binti Umais
25. Ummu Salamah, istri Nabi
26. A'isyah binti Abubakar
27. Ummu Hani binti Abu Thalib
28. Fatimah Zahra', putri Nabi

To be Continue .................