Friday, April 24, 2009

PESAN TERAKHIR RASULULLAH SAWW (1)

Seandainya pesan Nabi ini terealisasi dan Imam yang ditunjuknya tidak diisolasi serta diberikan kesempatan untuk melaksanakan tugasnya, niscaya kemurnian agama Islam akan terpelihara, sunnah Nabi yang benar akan berlanjut dan berkesinambungan, ajaran-ajaran Al-Qur'an yang suci akan luas tersebarkan dan kader-kader Islam yang berkualitas akan terlahirkan sedemikian sehingga perjalanan sejarah Islam akan tetap berada pada relnya yang telah digariskan dan mereka yang menerima Islam secara terpaksa tidak duduk sebagai penguasa yang menentukan nasib umat Islam.

Seandainya Ali tidak dihalangi untuk memimpin umat ini sepeninggalan Nabi (saw), niscaya dia akan membawa mereka menuju kesempurnaan insaniah, sebagaimana yang disabdakan sendiri oleh Nabi:" Apabila kalian mengangkat Ali sebagai wali dan imam kalian, niscaya kalian akan mendapatkannya sebagai pemimpin yang senantiasa memberi dan memperoleh petunjuk, yang membawa kalian ke jalan yang lurus."

Secara historis, peristiwa al-Ghadir dan Khotbah Nabi di hadapan khalayak ramai kaum Muslimin ketika itu telah dilaporkan secara mutawatir oleh banyak kalangan, sedemikian hingga tidak ada laporan hadis yang lebih mutawatir ketimbang hadis ini. Tidak ada ruang untuk meragukan kesahihannya, sehingga seorang sarjana Muslimin Dhiyauddin Muqbili berkata:

"Apabila (kriteria kesahihan) hadis al-Ghadir ini tidak kita terima kebenarannya, niscaya tidak satupun dari hadis-hadis lain yang dapat kita terima''

Dari kalangan Ahli Sunnah ada ratusan sarjana dari berbagai disiplin yang meriwayatkan atau menulis secara spesifik tentang peristiwa al-Ghadir ini, mulai dari ahli sejarah, hadis, tafsir, kalam bahkan penyair-penyairnya. Paling tidak ada 26 karya ulama-ulama klasik yang secara khusus menulis tentang masalah ini. Antara lain:

1. Kitab al-Wilayah karya Muhammad bin Jarir at-Thabari (w.310 H), seorang ulama yang sangat terkenal dengan spesialisasinya dalam bidang sejarah dan tafsir. Mungkin beliau adalah sarjana Muslim pertama yang menulis secara spesifik tentang peristiwa al-Ghadir dalam sebuah bentuk buku . Peristiwa ini di rekam oleh Thabari berdasarkan laporan 75 jalur perawi . Al-Hinwi dalam kitabnya Mu'jam al-Udaba' (Ensiklopedia Sastrawan) (j. 18, him. 80) melaporkan bahwa Thabari juga memiliki karya lain yang senada dengan judul FadhailAli bin Abi Thalib (keutamaan-keutamaan Ali).

2. Al-Wilayah Fi Thuruq al-Ghadir, karya Ibnu 'Uqdah al-Hamdani (w. 333 H), yang melaporkan peristiwa al- Ghadir lewat 105 jalur perawi. (Kitab Tahzib an Nubuwwah, 3:337)

3. Thariq Hadits al-Ghadir, karya Abu Thalib Abdullah bin Ahmad bin Farid al-Anbari (w 356 H). (Kitab Najasyi hlm 161)

4. Karya Muahammad bin ' Amer bin Muhammad at-Tamimi al-Baghdadi atau lebih dikenal dengan sebutan al-Ju'abi (w. 355 H), yang melaporkannya dari 125 jalur riwayat. (kitab al-Ghadir, Amini 1:147-151)

Dr. Umar al-Farrukh dalam kitabnya Hakim al-Mu'ammarah.
Peristiwa al-Ghadir ini dilaporkan oleh 125 perawi. Kami akan daftarkan di sini sebagian nama pelapornya dari kalangan sahabat-sahabat Nabi terkemuka saja seperti berikut:

1. Abubakar bin Abi Qohafah
2. Umar bin al-Khattab
3. Utsman bin Affan
4. Thalhah bin Abdullah at-Tamimi
5. Zubair bin Awwam
6. Abbas bin Abdul Muthalib
7. Usamah bin Zaid bin Haritsah
8. Anas bin Malik
9. Jabir bin Abdullah al-Anshari
10. Sa'ad bin Abi Waqqash
11. Abdurrahman bin Auf
12. Hassan bin Tsabit
13. Sa'ad bin Ubadah
14. Abu Ayyub al-Anshari
15. Abdullah bin Mas'ud
16. Salman al-Farisi
17. Abudzar al-Ghiffari
18. Ammar bin Yasir !
19. Miqdad bin Aswad
20. Sumrah bin Jundub
21. Sahal bin Khunaif
22. Ubai bin Ka'ab
23. Amirul Mitkminin Ali bin Abi Thalib Dari kalangan wanita:
24. Asma binti Umais
25. Ummu Salamah, istri Nabi
26. A'isyah binti Abubakar
27. Ummu Hani binti Abu Thalib
28. Fatimah Zahra', putri Nabi

To be Continue .................

No comments: