Wednesday, June 11, 2008

Nak,Belajarlah untuk ikhlas !

Hari-hari belakangan,layar TV penuh dengan tayangan perdebatan tentang siapa yang benar dan siapa yang sesat !!
Lelah hati dan pikiran melihat dan mendengar semua itu,tapi disisi lain,mungkin harus seperti itulah proses pendewassan diri yang harus kita jalani sebagai sebuah komunitas bangsa yang beragama,yaa ambil sisi baiknya saja!
Anak-anakku ku pun bertanya tentang apa yang mereka lihat,"Bu di TV itu kok ribut-ribut terus kenapa sih? mereka kan islam semua ya?"
Wah bingung juga menjelaskannya,aku tidak mungkin bicara panjang lebar tentang apa yang mereka perdebatkan saat ini,pada anak usia 5 dan 6 tahun.Mengalihkan perhatian dengan buku-buku bacaan tentang akhlaq Nabi dan kisah-kisah Islami,lebih membawa manfaat dari pada menjawab apa yang mereka tanyakan.
Aku seorang ibu muslimah yang sekarang sedang merenungi tentang sebuah keihlasan dan rahmat berIslam.Aku dengan segala sepak terjangku saat menjadi mahasiswa dulu,yang bangga bila memenangkan perdebatan dengan muslimah/muslimin lain,yang tersenyum bila berhasil menyusun dan memenangkan strategy hingga program ku lolos dan program lawan hancur berantakan.
Yang gembira bila berhasil menguasai " mading kampus " dengan tulisan-tulisan ku sendiri,dan menggeser tulisan-tulisan "kelompok lain".
Ah,aku sekarang menjadi seorang ibu,yang bertutur kepada anakku tentang 'menghargai orang lain,tidak boleh memaksakan kehendak,tentang santun dalam berkata dan berbuat'
duh...apa yg aku lakukan dulu? bukankan pendidikan terbaik adalah contoh dan teladan.
Maafkan ibu nak,ibu juga dulu belajar,ibu juga berproses untuk meniti kebenaran.Ternyata kebenaran Islam laksana samudra,sementara ilmu yang ibu punya hanya setetes air di antara nya.Maaf kan ibu yang pongah karena kejahilan,ibu berjanji tidak akan merasa 'paling benar lagi'.Sampai detik ini pun tiada henti ibu berikhitiar untuk memahami hakikat kebeneran dan hakikat Islam,ibu yakin seandainya sampai ajal menjemput hakikat itu tak sampai ibu rengkuh,Sang Pengasih akan mengukur dari ikhtiar bukan dari hasilnya.
Tapi,yakinlah wujud kebeneran itu menyejukkan,wujud kebenaran itu selalu ramah dan menyenangkan,wujud kebenaran itu indah dan mendamaikan,paling tidak itulah yang ibu yakini,kalo engkau hendak bercermin dan menjadi muslim yang baik,maka cermin utamamu adalah Rasulullah Yang Agung,sosoknya sudah tidak lagi ada diantara kita,tapi paling tidak kalian tahu bagaimana berikhtiar untuk berakhlaq seperti Rasulullah,jadilah orang yang "taqqarub ilaa Alloh",cirinya :
1.Ucapannya:
menyejukkan dan penuh kasih sayang, tidak mengumbar kata-kata yang kasar, dan menyingung orang lain, hati-hati dalam bertutur kata, karena takut jika dari kata yang ia lontarkan bisa menyakiti hati orang lain.

2.Sholatnya:
Amati apakah dia waktunya sibuk untuk bersujud dihadapan Tuhan siang dan malam, apakah habis digunakan untuk mencaci orang lain, membenci orang lain, mengkafirkan orang lain, merendahkan orang lain. Apakah dia selalu menyebut Allah dengan lembut di mulut dan dihati.

3.Amalanya:
Terlalu sombong jika ia mengatakan kitalah yang paling baik amalannya, karena manusia itu memang tempat salah dan dosa, maka tidak cukup jika hanya dengan apa yang ia upayakan sudah bisa meyelamatkan dia dari azab Tuhan. Kecuali Tuhan sendiri yang meringankannya, Tuhan sendiri yang mengampuni dosanya.

4.Karya nyatanya:
Apakah dia sudah membantu orang-orang yang kelaparan, tetangganya yang bingung BBM, bingung menyekolahkan anak, mengajak ke jalan yang benar dengan cara yang bisa diterima pada jamannya, seperti para Wali yang telah mengajak jutaan orang Indonesia ke jalan kebenaran.

Ibu ingat satu kejadian waktu ibu remaja dulu,ada 2 kelompok Muslimin yang berseteru karena berbeda pendapat akan suatu hal (ibu juga lupa apa yang mereka perdebatkan),yang ibu ingat keduanya sepakat untuk MUBAHALAH (bersumpah atas nama Alloh SWT di tanah lapang,dimana kedua belah pihak dan keluarganya masing-masing akan ikut bersumpah,yang benar niscaya akan tetap hidup dan yang salah/sesat akan menemui kematian dengan kehinaan)terus terang ibu agak ngeri dengan kejadian itu,bagaimana mungkin sebagai sesama muslim bersumpah agar salah satunya mati hina,sampailah hari dimana mereka akan melakukan Mubahalah.
Mereka berucap sumpah,dan yang hadir akan menjadi saksi pihak siapa yang akan mati hina karenaya nya.Setelah 7 hari sejak ucap sumpah itu dilakukan,ternyata tidak ada yang terjadi antara kedua kubu tersebut..
Oh ternyata Alloh jauh lebih penyayang,kasihNya meliputi semua golongan,semua ummat dan semua mahluq.
Alloh punya kriteria sendiri akan siapa yang berhak paling mulia disisiNya,Ketaqwaan dan Keikhlasannya.

No comments: